Lekosit adalah bagian penting dari sistem pertahanan tubuh, terhadap benda asing, mikroorganisme atau jaringan asing. Darah tepi orang dewasa mengandung lekosit yang jumlahnya berkisar antara 4.5-11.0 x10^3 sel/mmk. Pada neonates (bayi baru lahir) jumlahnya mencapai 10.0-26.0 x10^3/mmk, anak 1 umur tahun 6.0-18.0 x10^3/mmk, anak umur 4-7 tahun 5.0-15.0 x10^3/mmk dan anak umur 8-12 tahun 4.5-13.5 x10^3/mmk. Peningkatan jumlah lekosit di atas normal disebut lekositosis, sedangkan penurunan jumlah lekosit di bawah normal disebut lekopenia.
Indikasi hitung lekosit adalah : 1) tes rutin sebagai bagian dari tes darah lengkap (full blood count), 2) untuk menentukan lekositosis (misalnya pada infeksi, inflamasi, anemia, leukemia) atau leukopenia (misalnya pada depresi sumsum tulang, iradiasi, toksik karena obat anti kanker, malnutrisi, infeksi virus), 3) pemantauan pengobatan.
Metode pemeriksaan ada dua, yaitu cara automatik menggunakan mesin penghitung sel darah (hematology analyzer) dan cara manual. Saat ini sudah banyak laboratorium yang menggunakan cara elektronik. Tetapi banyak juga yang masih menggunakan cara manual. Cara manual masih tetap dapat diandalkan asal dilakukan dengan teliti.
Prosedur
Hitung lekosit manual, sampel darah diencerkan dengan larutan TURK yang mengandung asam lemah (asam asetat glasial) sehingga sel-sel eritrosit hemolisis dan lekosit menjadi lebih mudah dihitung. Pengenceran yang digunakan biasanya 10x atau 20x. Pengenceran dilakukan dengan menggunakan pipet lekosit atau tabung. Di bawah ini adalah contoh pengenceran menggunakan pipet lekosit dan tabung dengan pengenceran sebesar 20x.
Metode pemeriksaan ada dua, yaitu cara automatik menggunakan mesin penghitung sel darah (hematology analyzer) dan cara manual. Saat ini sudah banyak laboratorium yang menggunakan cara elektronik. Tetapi banyak juga yang masih menggunakan cara manual. Cara manual masih tetap dapat diandalkan asal dilakukan dengan teliti.
Prosedur
Hitung lekosit manual, sampel darah diencerkan dengan larutan TURK yang mengandung asam lemah (asam asetat glasial) sehingga sel-sel eritrosit hemolisis dan lekosit menjadi lebih mudah dihitung. Pengenceran yang digunakan biasanya 10x atau 20x. Pengenceran dilakukan dengan menggunakan pipet lekosit atau tabung. Di bawah ini adalah contoh pengenceran menggunakan pipet lekosit dan tabung dengan pengenceran sebesar 20x.
- Pengenceran dengan pipet lekosit : darah diisap sampai angka 0.5, lalu diisap reagen sampai angka 11. Kocok pipet beberapa kali lalu diamkan selama 3 menit. Buang 3-4 tetes pertama, tetes selanjutnya masukkan ke dalam bilik hitung.
- Pengenceran dengan tabung : darah dipipet 10 ul lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu tambahkan 190 ul reagen, campur baik-baik. (Cara lain : pipetkan ke dalam tabung 200 ul reagen lalu kurangi 10 ul sehingga tinggal 190 ul. Selanjutnya tambahkan 10 ul sampel darah)
Pipet larutan sampel dan masukkan ke dalam bilik hitung.
Lekosit dihitung dalam bilik hitung di bawah mikroskop dengan perbesaran lemah. Penghitungan dilakukan di dalam 4 kotak besar. Jumlah lekosit/mmk darah dihitung dengan rumus : (N/0.4) x 20 atau N x 50, dimana N=jumlah sel lekosit yang ditemukan, 0.4=volume bilik hitung, dan 20=pengenceran.
Koreksi Jumlah Lekosit
Masalah Klinis
Lekosit dihitung dalam bilik hitung di bawah mikroskop dengan perbesaran lemah. Penghitungan dilakukan di dalam 4 kotak besar. Jumlah lekosit/mmk darah dihitung dengan rumus : (N/0.4) x 20 atau N x 50, dimana N=jumlah sel lekosit yang ditemukan, 0.4=volume bilik hitung, dan 20=pengenceran.
Koreksi Jumlah Lekosit
Jika darah tepi mengandung banyak eritrosit berinti (nucleated red blood cells, NRBCs) atau eritroblast, yaitu eritrosit yang masih muda (misalnya pada anemia hemolitik), maka sel-sel tersebut akan turut diperhitungkan seperti lekosit. Hal ini karena inti dari eritroblast tidak bisa dilisiskan oleh larutan pengencer.
Koreksi dapat dilakukan dengan memeriksa apusan darah untuk dilakukan hitung differensial lekosit, kemudian persentase jumlah eritrosit berinti dicatat. Koreksi jumlah lekosit dilakukan jika dijumpai NRBC sebanyak 10% atau lebih. Perhitungannya adalah :
Lekosit terkoreksi = ( 100 x AL ) : ( 100 + N )
dimana, AL = hitung lekosit, dan N = jumlah NRBCs yang ditemukan.
Jika jumlah NRBCs yang ditemukan kurang dari 10%, maka tidak perlu dilakukan koreksi jumlah lekosit, cukup dilaporkan saja.
Koreksi dapat dilakukan dengan memeriksa apusan darah untuk dilakukan hitung differensial lekosit, kemudian persentase jumlah eritrosit berinti dicatat. Koreksi jumlah lekosit dilakukan jika dijumpai NRBC sebanyak 10% atau lebih. Perhitungannya adalah :
Lekosit terkoreksi = ( 100 x AL ) : ( 100 + N )
dimana, AL = hitung lekosit, dan N = jumlah NRBCs yang ditemukan.
Jika jumlah NRBCs yang ditemukan kurang dari 10%, maka tidak perlu dilakukan koreksi jumlah lekosit, cukup dilaporkan saja.
Masalah Klinis
PENINGKATAN JUMLAH : Infeksi akut (pneumonia, tuberkulosis, meningitis, apendisitis, tonsilitis, pielonefritis, peritonitis, pankreatitis, divertikulitis, septikemia, demam rematik), leukemia, nekrosis jaringan (infark miokardial, sirosis hati, luka bakar, kanker organ, emfisema, ulkus peptikum), penyakiy kolagen, anemia hemolitik dan sel sabit, penyakit parasitik, stress (pembedahn, demam, kekacauan emosional yang berlangsung lama). Pengaruh Obat : Aspirin, heparin, digitalis, epinefrin, lithium, histamin, antibiotik (ampisilin, eritromisin, kanamisin, metisilin, tetrasiklin, vankomisin, streptomisin), senyawa emas, prokainamid, triamteren, alopurinol, kalium iodida, derivat didantoin, sulfonamid.
Faktor yang Dapat Mempengaruhi Temuan Laboratorium
1. Obat yang dapat meningkatkan atau menurunkan jumlah lekosit
2. Waktu sampling; jumlah lekosit lebih rendah di pagi hari daripada siang hari.
3. Usia; anak memiliki jumlah lekosit yang lebih tinggi, terutama usia 5 tahun pertama.
PENURUNAN JUMLAH : Penyakit hematopoetik (anemia aplastik, anameia pernisiosa, hipersplenisme, penyakit Gaucher), infeksi virus, malaria, agranulositosis, alkoholisme, SLE, artritis rheumatoid. Pengaruh Obat : Antibiotik (penisilin, sefalotin, kloramfenikol), asetaminofen, sulfonamid, propiltiourasil, barbiturat, agen kemoterapi kanker, diazepam, diuretik, klordiazepoksid, agen hipoglikemik oral, indometasin, metildopa, rifampin, fenotiazin.
Faktor yang Dapat Mempengaruhi Temuan Laboratorium
1. Obat yang dapat meningkatkan atau menurunkan jumlah lekosit
2. Waktu sampling; jumlah lekosit lebih rendah di pagi hari daripada siang hari.
3. Usia; anak memiliki jumlah lekosit yang lebih tinggi, terutama usia 5 tahun pertama.
0 comments:
Post a Comment